##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Ketut Widyastuti Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi

Abstract

Latar Belakang: Penderita penyakit Parkinson memiliki risiko 6 kali lebih tinggi mengalami demensia dibandingkan populasi normal. Parkinson Disease Dementia (PDD) dapat terjadi setelah ataupun sebelum munculnya gejala motorik dan biasanya terlihat pada stadium lanjut. Sebaliknya, gangguan fungsi kognitif dan halusinasi visual dapat terjadi pada stadium awal. Pengenalan gejala demensia pada pasien PD sangat penting bagi klinisi sehingga bisa memberikan tatalaksana yang tepat seperti halnya gejala motorik.


Kasus: Seorang wanita berusia 55 tahun dengan keluhan gangguan memori yang semakin memberat sejak setahun lalu. Gejala fluktuatif, rekuren, menetap, dan mengganggu aktivitas harian pasien. Pasien juga mengeluh sering melihat bayangan orang atau binatang tertentu terutama di malam hari. Tidak ada gangguan proses pikir atau bicara kacau. Pemeriksaan fisik didapatkan resting tremor, rigiditas, bradikinesia, hilangnya reflek postural dan tanda Myerson positif dengan stadium 4 Hoehn Yahr. Pemeriksaan neurokognitif menunjukkan gangguan atensi, memori, visuospasial, fungsi eksekutif, dan halusinasi visual. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) kepala menunjukkan atropi otak berat. Pasien mengalami perbaikan dengan terapi farmakologis dan stimulasi kognitif.


Simpulan: Pengenalan secara dini gejala motorik, non motorik, kognitif, dan gejala neuropsikiatri terutama halusinasi visual sangat penting dalam tatalaksana lanjutan yang tepat bagi pasien penyakit Parkinson. 


Kata Kunci: Demensia, Penyakit Parkinson, Halusinasi Visual, Gangguan Memori

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

Section
Artikel