KEJANG PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK
##plugins.themes.bootstrap3.article.main##
Abstract
Pendahuluan: Stroke menyumbang 10% penyebab epilepsi dan 55% penyebab kejang yang baru terdiagnosis di antara orang tua. Post Stroke Seizure (PSS) dapat diklasifikasikan menjadi acute symptomatic seizure (ASS) dan unprovoked seizure (US). Ketepatan diagnosis PSS dapat membantu memprediksi risiko kejang berulang sehingga dapat melakukan edukasi dengan tepat terhadap pasien.
Laporan Kasus: Seorang wanita berusia 55 tahun datang dengan keluhan tiba-tiba mengalami lemas pada separuh tubuh kanan sehingga pasien sempat terjatuh serta mengeluh suara pelo dan bibir agak mencong sejak 5 jam sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Setengah jam setelah berada dalam IGD pasien mengalami kejang kelojotan di bagian lengan dan tangan kanan selama 1 menit. Pasien langsung diberikan diazepam 5 mg bolus lambat intravena sehingga kejang langsung berhenti. Satu jam setelah diberikan diazepam pasien mengalami kejang kelojotan pada seluruh tubuh selama 1 menit. Terhadap pasien, langsung diberikan diazepam 5 mg bolus lambat intravena kedua, selanjutnya dilakukan loading fenitoin 300 mg intravena. CT Scan kepala non kontras menunjukkan subacute ischemic cerebral infarction di kapsula interna kiri dan chronic ischemic cerebral infarction di basal ganglia kiri serta atrofi otak ringan.
Diskusi: Iskemia otak dapat menyebabkan kerusakan reversibel maupun ireversibel yang akan memicu aktivitas elektrik yang tidak terorganisasi yang selanjutnya menimbulkan manifestasi kejang. Pada pasien kami, jenis kejang yang berelasi dengan stroke-nya dapat tergolong ASS yang disimpulkan dari manifestasi klinis kejadian stroke akut dan manifestasi klinis kejangnya fokal (dengan generalisasi sekunder), maupun epilepsi post stroke (unprovoked seizure) terkait stroke lama pasien yang didapat dari hasil CT Scan kepala non kontras.
Simpulan: Kejang dapat menjadi manifestasi klinis penyerta pasien yang datang dengan stroke. Sangat penting untuk membedakan tipe kejang post stroke berupa acute symptomatic seizure (ASS) atau provoked seizure ketika terjadi manifestasi kejang dalam satu minggu setelah kejadian stroke dan unprovoked seizure (US) ketika terjadi manifestasi kejang setelah lebih dari satu minggu setelah kejadian stroke. Penegakan diagnosis yang tepat membantu untuk memberikan tatalaksana yang tepat untuk mengetahui tingkat rekurensi kejang berulang pada pasien stroke.
Kata Kunci : Kejang Pasca Stroke, Epilepsi Pasca Stroke, Stroke Non Hemoragik
##plugins.themes.bootstrap3.article.details##
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish Callosum in Neurology Journal : Jurnal Berkala Neurologi Bali agrees to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.