##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Aurelia Vania Jimmy Barus

Abstract

Latar belakang: Perawat bekerja dalam lingkungan dengan risiko tinggi mengalami nyeri muskuloskeletal. Nyeri bahu merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling sering terjadi pada perawat dan dapat mempengaruhi kemampuan dan produktivitas saat bekerja maupun aktivitas sehari-hari lainnya. Studi dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan faktor risiko nyeri bahu pada tenaga keperawatan di RS Atma Jaya.


Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang dilakukan pada populasi perawat di RS Atma Jaya pada bulan Juli-Agustus 2019. Studi dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diisi oleh setiap responden.


Hasil: Studi ini melibatkan 110 responden yang terdiri dari 98 wanita dan 12 laki-laki dengan rata-rata usia 29,6 ± 7 tahun. 47,3% responden pernah mengalami nyeri bahu dalam 1 tahun terakhir dengan rata-rata skala NRS 3,3 ± 1,4. 76,9% kejadian nyeri bahu timbul setelah bekerja. Studi menemukan shift malam menjadi faktor protektif kejadian nyeri bahu (RO=0,3). Faktor usia >30 tahun, lama bekerja >5 tahun, adanya nyeri area tubuh lain, aktivitas menarik atau menopang beban >10 kg, dan aktivitas bekerja dengan posisi lengan di atas bahu merupakan faktor risiko yang signifikan (95% IK, p?0.05). Analisis multivariat regresi logistik menunjukkan adanya nyeri area tubuh lain sebagai faktor risiko yang paling signifikan (95% IK, p?0.05).


Kesimpulan: Adanya nyeri area tubuh lain merupakan faktor yang paling berperan dalam terjadinya nyeri bahu. Faktor risiko nyeri bahu lainnya adalah usia >30 tahun, lama bekerja >5 tahun, aktivitas menarik atau menopang beban berat, dan aktivitas bekerja dengan posisi lengan di atas bahu. Shift malam merupakan faktor protektif kejadian nyeri bahu.


Kata Kunci: Faktor Risiko, Nyeri Bahu, Perawat

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

Section
Artikel